Home » , , , » MENYERTAKAN RASUL DALAM MAULID NABI S.A.W

MENYERTAKAN RASUL DALAM MAULID NABI S.A.W

Written By Lisanul Hakim (Ahmad Shafiq Ismail) on Monday, February 14, 2011 | Monday, February 14, 2011

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَ انَا
بِعَبْدِه ِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita petunjuk,
Melalui Hamba- Nya yang terpilih(saw) yang telah menyeru kami


إِ لَيْهِ بِاْلإِذْنِ و َقَدْ نَادَ انَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَ لَّنَا وَحَدَ انَا

Kepada Nya dengan Izin Nya, dan sungguh Beliau (saw) telah menyeru kami,
Kami datang kepadamu Wahai Yang telah Menunjuki kami ke jalan yang benar (kami mendatangi panggilanmu Wahai Nabi saw), dan yang telah menyeru kami dengan Lemah Lembut dan Bahasa Indah,

صَلَّى عَلَيْكَ اللّهُ بَارِ ئُكَ الَّذِي
بِكَ يَا مُشَفَّعُ خَصَّنَا وَحَبَاَنا

Limpahan Shalawat padamu dari Allah yang telah Menciptakanmu,
Yang denganmu Wahai Pembawa Syafa’at, telah membuat kami Terpilih dan Terkasihi.

***

Mahabbatur Rasul: Meraih Cinta Rasul
by sayyid Ali Akbar Bin Agil (
http://www.facebook.com/profile.php?id=100001953097854)

Peringatan Maulid Rasulullah SAW yang semula dimaksudkan untuk membangkitkan kecintaan kepada Rasulullah ini berkembang perlahan tapi pasti menjadi sangat kerontang.



Pasalnya, kita seringkali tidak mengikutsertakan Rasul dalam peringatan itu. Tidak jarang, peringatan maulid diisi dengan gelak canda dan tawa yang dapat menjauhkan kita dari kecintaan kepada Rasulullah SAW.



Oleh karena itu, dalam memperingati maulid, kita harus berupaya menghadirkan Rasulullah dalam hati kita, antara lain dengan meneladani dan menghidupkan sejarah kehidupan beliau.



Meneladani Rasulullah adalah sebaik-baik perbuatan yang dapat mengantarkan kita kepada keselamatan di dunia dan akhirat. Beliau adalah teladan yang purna, sejalan, dan senafas bagi agama Islam.



Beliau adalah figur yang sumber hidupnya bermuara dari Al-Quran, di mana tiap manusia akan dapat dengan mudah meneladani sikap dan perilakunya jika ia mengetahui manfaat di balik kenikmatan mencintai dan mengikuti Rasul.



Di antara manfaat yang didapatkan manusia dengan mencintai Nabi Saw dan mengikuti jalan hidupnya adalah, pertama ia akan mendapatkan kemanisan iman. Allah menjadikan sebab adanya manisnya iman, di antara sebab-sebab itu adalah dengan lebih mencintai Nabi Saw atas orang tua, anak, istri/suami, keluarga, perkerjaan, atau harta.



Diriwayatkan oleh Anas ra. bahwa Nabi Saw bersabda:

“Ada tiga hal yang barangsiapa dari ketiga itu ada pada dirinya ia mendapatkan manisnya iman: lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana tidak suka bila dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari-Muslim).



Sejak dahulu, sebenarnya orang tua kita telah mengajarkan cara mencintai Nabi. Misalnya, bagaimana shalawat selalu menyertai tahap-tahap kehidupan manusia Muslim di Indonesia. Yaitu ketika seorang anak manusia dilahirkan, dikhitan, dan dinikahkan, dibacakan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw bahkan ketika ia meninggal, dibacakan tahlil dan di dalam tahlil itu dibacakan shalawat.



Tetapi sayang seribu sayang, tradisi tersebut mulai ditinggalkan, bukan hanya ditinggalkan tapi dianjurkan ditinggalkan, bahkan bukan hanya dianjurkan ditinggalkan tetapi malah itu dilarang dengan mengatakan semua itu sebagai bid`ah, syirik, dua buah kata yang dibuat untuk meruntuhkan kecintaan kepada Nabi Besar Muhammad Saw.



Oleh karena itu, momentum Rabi`ul Awal 1432 H kita jadikan sebagai ajang pembuktian bahwa kita sanggup untuk mempertahankan tradisi maulid sebagai salah satu wadah mengungkapkan rasa cinta kita kepada Rasul.



Adapun manfaat yang kedua dari mencintai Nabi Muhammad adalah digapainya cinta dan ampunan Allah Swt. Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah merupakan dua ikatan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.



Artinya, barangsiapa mengaku beriman kepada Allah maka dia juga harus mengikuti petunjuk dan tuntunan Nabi Saw. Sebab beliau adalah pamungkas para nabi yang menyampaikan risalah-Nya dan dijadikan suri teladan bagi manusia, sehingga orang yang taat kepada Nabi Saw, berarti dia telah mentaati Allah seperti diterangkan dalam firman-Nya:

“Barangsiapa yang mentaati Rasul sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” (Qs. An-Nisa` [04]: 80).



Allah menerangkan lewat ayat ini bahwa taat kepada Rasul statusnya sama dengan taat kepada Allah. Sebab beribadah dan beraktifitas apapun tidak mungkin benar jika tidak sesuai dengan petunjuk Nabi. Karena itu, Allah menetapkan balasan cinta dan ampunan-Nya kepada orang yang mengikuti Nabi Saw.



Adakah sesuatu yang lebih tinggi nilainya dan lebih berharga bagi manusia daripada cinta dan ampunan Allah? Tapi dua hal tadi hanya akan digenggam dengan mengikuti Nabi Saw. Maka sungguh berbahagia orang-orang yang mendapatkan cinta Allah dan ampunan-Nya. Semoga kita tidak terhalang dari kemuliaan yang sangat besar ini.



Ketiga, manfaat yang didapatkan manusia dengan mencintai Nabi Saw dan mengikuti jalan hidupnya adalah bersama Nabi Saw di dalam surga.



Mencintai Nabi yang ditindaklanjuti dengan mengikuti petunjuknya dan menegakkan syari`ah yang disampaikan sebagai pintu digapainya cinta dan ampunan Allah, maka ia tergolong sebagai orang yang mendapatkan ridha Allah serta kebahagiaan abadi, yaitu masuk surga bersama Nabi Saw.



Dalam hal ini, terdapat hadits shahih dari Sayidina Abdullah bin Mas`ud ra, ia berkata:

“Seseorang datang kepada Rasulullah Saw lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum dan belum pernah bertemu mereka?’ Maka Rasulullah Saw berkata, ‘Seseorang itu bersama orang yang dia cintai.” (HR. Bukhari-Muslim).



Hadits ini menunjukkan bahwa setiap orang yang mencintai orang lain maka Allah akan mengumpulkannya dalam tempat yang sama meskipun amal perbuatan dan kedudukannya tidak sederajat dengan orang yang dicintainya.



Kedudukan yang dimiliki oleh Rasul bukan halangan untuk bisa hidup bersama beliau di surga kelak asal kita betul-betul mengadopsi ajaran dan petunjuknya. Dengan mengikuti petunjuknya Insya Allah kita akan bersama Nabi Saw di surga walaupun belum pernah bertemu dengan nabi di dunia.



Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk dalam kelompok yang mendapat kebahagiaan yang hakiki dan abadi ini, amin.
***

نَـبَّأَنَا اللّهُ فَقَالَ : جَاءَ كُمْ
نُو رٌ فَسُبْحَانَ الَّذِي أَنْبَانَا

وَالنُّو رُ طهَ عَبْدُ هُ مَنَّ بِهِ
فِي ذِ كْرِ هِ أَعْظِمْ بِهِ مَنَّانَا

هُوَ رَ حْمَةُ الْمَوْ لَى تَأَمَّلْ قَوْ لَهُ
{ فَلْيَفْرَ حُو ا} وَ اغْدُ بِهِ فَرْ حَانَا

مُسْتَمْسِكًا بِالْعُرْ وَةِ الْوُ ثْقَى
وَ مُعْتَصِمًا بِحَبْلِ اللّهِ مَنْ أَنْشَانَ

Maka telah datang kabar dari yang berfirman : “ TELAH DATANG KEPADAMU CAHAYA ….. “ (QS Al Maidah : 15), Maha Suci Yang Telah Mengabarkannya kepada kita,

Dan cahaya Thaahaa Hamba- Nya, terlimpahkan dengan mengingatnya (saw), maka Agungkanlah Sang Pemberi Anugerah,

Dia (saw) adalah Rahmat dari Sang Pencipta, maka renungkanlah Firman Nya : “ MAKA BERGEMBIRALAH KAMU “, (“KATAKANLAH : DENGAN DATANGNYA ANUGERAH ALLAH DAN RAHMATNYA MAKA DENGAN ITU KALIAN BERGEMBIRALAH“) maka bergegaslah untuk bergembira dengan Kedatangannya (saw),

Dengan berpegang teguh pada Tali terkuat (Al Qur’an dan Hadits) dan berusahalah senantiasa berada di Jalan Allah, yang telah menciptakan kita,

وَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

0 comments:

Post a Comment

SAHABAT SEPERJUANGAN