Home » » Mencontoh Kepemimpinan Dari Rasulullah

Mencontoh Kepemimpinan Dari Rasulullah

Written By Lisanul Hakim (Ahmad Shafiq Ismail) on Thursday, February 10, 2011 | Thursday, February 10, 2011

Akhir-akhir ini kita sering dikejutkan dengan demo anti-pemerintah di berbagai Negara. Entah itu Mesir, Tunisia, Yaman dan Negara-negara arab lainnya, mungkin saja peristiwa demonstrasi anti pemerintah ini akan meluas hingga ke belahan dunia lainnya. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa begitu banyak rakyat menentang pemerintahan di negaranya atau lebih tepatnya meminta kepala Negara mereka untuk lengser dari jabatannya. Fenomena yang sangat jelas adalah ketika jutaan rakyat mesir melakukan pergolakan melawan pemerintah dengan tujuan meminta presiden Mubarak untuk mundur dari jabatannya serta rakyat Tunisia yang menuntut mundurnya presiden mereka, Ben Ali.

Kita boleh saja berspekulasi bahwa demo anti-pemerintah terjadi lantaran pemerintah di Negara tersebut korup,diktator, anti-demokrasi atau rakyat sudah muak dengan kinerja pemerintah selama ini. Namun jika kita merujuk kepada subjek personal yaitu presiden di Negara tersebut, adakah yang salah dengan Mubarak atau Ben Ali?

Di dalam negeri juga tak kalah hebohnya, gejolak di negeri ini sempat muncul ketika para tokoh agama mengatakan pemerintah RI berbohong. Kebohongan-kebohongan ini di antaranya : pemerintah lamban menangani masalah korupsi dan mafia hukum, padahal pemerintah menjanjikan selalu berada di garda terdepan dalam pemberantasan korupsi maupun penegakan hukum. Jumlah angka kemiskinan yang ‘katanya’ menurun berdasarkan data survey BPS, nyatanya justru semakin meningkat di lapangan. Belum lagi janji mensejahterakan rakyat pada masa kampanye, ternyata saat ini rakyat masih berkutat dengan kemiskinan hingga tak dapat membeli cabai yang harganya selangit. Rakyat terus sengsara dan Presiden tetap naik gaji.

Nah sudah saatnya para pemimpin atau kita secara pribadi berguru, mencontoh, meniru, memplagiasi atau mengikuti kinerja Rasulullah dalam memimpin bangsa. Rasulullah adalah pemimpin bangsa yang luar biasa. Beliau tak hanya sukses sebagai pemimpin agama, namun saat beliau menjadi pemimpin kerajaan Arab, beliau sukses menorehkan banyak prestasi. Rasulullah mampu memperluas kekuasaan arab hinggga afrika, sukses memakmurkan rakyatnya dan sukses membangun persatuan dan kesatuan rakyatnya. Rasulullah adalah leader yang ulung dalam memerintah, pandai dalam berdiplomasi dan mahir dalam menciptakan kedamaian. Saat dalam keadaan perang pun Rasululullah tak sebatas memberi maklumat atau mengatur strategi dari atas singgasana, tetapi beliau turun langsung ke medan perang bersama prjurit lainnya di barisan terdepan. Dan yang mencengangkan adalah beliau ternyata orang yang kaya harta saat belum menjadi pemimpin, tetapi setelah memimpin justru beliau jatuh miskin karena beliau menginfakkan hartanya untuk agama dan Negara. Suritauladan seperti ini yang hanya bisa ditiru oleh pesiden Iran, Ahmadinejad yang tidak mengambil gajinya sebagai Presiden. Beliau hanya menerima gaji dari hasil kerja sebagai dosen disebuah Universitas.

Kesuksesan Rasulullah sebagai seorang pemimpin tak lepas dari para STAF yang membantunya. Rasulullah memiliki STAF yang jarang dimiliki oleh pemimpin pada saat ini. Presiden kita boleh saja mengatakan bahwa ia memiliki staf terbaik untuk membantu menjalankan pemerintahan. Namun STAF yang dimiliki rasulullah bukanlah panglima yang tangguh, bukan juga mentri yang handal atau penasihat yang ulung melainkan STAF yang dimiliki rasulullah adalah akhlak beliau sendiri. STAF itu tak lain adalah Shiddiq (jujur), Tabligh(menyampaikan), Amanah(dapat dipercaya), Fathonah(cerdas). Ketika seorang pemimpin memiliki STAF semacam ini, maka niscaya tak akan ada lagi demo menolak pemerintah, takkan ada lagi tuduhan miring terhadap pemerintah bahkan memberi cap pembohong kepadanya. Dan sudah pasti kemakmuran, kedamaian, kemajuan akan tercipta. Ayo para pecinta Rasulullah, belajar kepemimpinan dengan memiliki STAF(Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathonah) seperti baginda Muhammad SAW.

Artikel ini ditulis oleh Abdurahman el-farizy, penulis muda dan mahasiswa komunikasi Uin Jakarta.

0 comments:

Post a Comment

SAHABAT SEPERJUANGAN