Home » , , , » Kisah Perempuan Tua Dan Kecintaannya Terhadap Rasululah S.A.W|

Kisah Perempuan Tua Dan Kecintaannya Terhadap Rasululah S.A.W|

Written By Teratak Al-Fateh Training & Consultancy on Thursday, February 23, 2012 | Thursday, February 23, 2012

Di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Selesai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhuk, masuk masjid, dan melakukan solat Zuhur. 

Setelah membaca wirid sekadarnya, ia keluar masjid dan membongkok-bongkok di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berselerakkan di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak ada satu helai daun pun ia biarkan. Tentu sahaja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal keterikkan matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringat peluhnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh hiba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan terus masuk ke masjid. Selesai solat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. 

Tidak ada satu pun daun terselerak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia menanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang Tuan Guru terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mahu menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Tuan Guru yang mendengarkan rahsianya; kedua, rahsia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahsia itu.

“Saya ini perempuan bodoh, Wahai Tuan Guru,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar atau tidak betul saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Sayyidina Muhammad. Setiap kali saya mengambil sehelai daun, saya ucapkan satu selawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya meninggal, saya ingin Rasulullah menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahawa saya membacakan selawat kepadanya.”

0 comments:

Post a Comment

SAHABAT SEPERJUANGAN